Senin, 14 Mei 2012

Dieldul's Adventure Journal Chap IV - Pencarian Staraptor di Danau Verity part 1


Dieldul’s Adventure Journal
Chapter IV
Pencarian Staraptor di Danau Verity Part 1


“Hah, hah! Seharusnya ada di sekitar sini jalan menurunnya...” gumamku sambil ngos-ngosan melewati beberapa pohon dan semak-semak. “Shinx? Beruntung sekali kau punya 4 kaki.”
Shinx menengok kearahku dengan muka yang polos tapi agak kesal, aku jadi merasa bersalah karena menganggu dia yang sedang mencoba mengikuti bau air ke Danau Verity yang merupakan hal sulit bagi keluarga feline. Shinx kembali mencium udara dan menengok kanan dan kiri, ekornya bergerak gerak lalu langsung berjalan lurus kedepan.

~Apa yang terjadi sebelumnya ~

“Anak-anak, uhuk!adi siapa yang yang mau mengembalikan Staraptor , uhuk, itu??” kata asisten professor itu sambil membersihkan jaket Lab-nya yang penuh noda tanah setelah kami ‘tackle’ bersama-sama.
“Kenapa bukan asisten sendiri??” sahut Sando
“Eh, tak apa! Ikut saja!” Amber protes
“Tap..tapi kita tak tahu dimana letak Staraptor,” keluh si Turka.

Mereka bertiga terdiam

“Ehm, kalau menurutku,Staraptor jatuh di dekat Danau Verity, ada yang tahu jalan kesana?”
Aku mengacungkan jari, dari dulu aku sering pergi ke Danau Verity ya..., dari Twinleaf sih tapi mungkin jalannya sama kalau dari Sandgem.

“Sip! Um...”
“Namaku Diel....dul”
“Oke! Dieldul ini Pokeball baru untuk Staraptor!”

Aku menerima Pokeball tersebut lalu mengangkatnya keatas dan berteriak

“YOSH!! AYO KITA LAKUKAN HAL INI SHINX!!!”
“SHIIIIIIINXZA!!!”

Lalu kami mengebut ke dalam hutan barulah asisten itu berseru

“HATI-HATI TERHADAP ANCAMAN ARIADOS!! POPULASI MEREKA SEDANG MENINGKAT TAJAM MUSIM INI!!!”

CKIIIT!!!
 
Serentak, aku dan Shinx langsung mengerem.

“O..oke... Shinx kita lakukan ini dengan agak tapi tidak buru-buru ehe...”
Shinx menyeringai dan malah menambah kecepatannya, ia berhentisebentar di salah satu akar pohon raksasa dan berseru, “Shinx Shinx!!”, lalu langsung menghilang.
“Weeeah!! Tu..tunggu!!”
~Kembali ke waktu normal~

Ugh, sekarang aku benar-benar lupa jalan ke Danau Verity.
Tiba-tiba aku teringat pesan asisten professor kalau populasi Ariados sedang meningkat musim ini. 

GLEK. Aku harus hati-hati!

Oke, sekarang dimana Shinx?
“Shinx!!”
“Shingasa!!”
Aku berjalan kearah suara Shinx

Oh tidak


Jaring Ariados yang sangat besar menutupi jalan yang paling besar di hutan, celah antara jaring begitu kecil, yang paling besar hanya di bagian bawah itupun masih ukuran 2 Shinx!

“Gawat, kudengar jaring Ariados itu sangat lengket, tidak banyak Pokemon yang bisa lepas dari jaring ini. Shinx apa kau tahu jalan memu...” aku terdiam melihat Shinx melapisi bagian atasnya dengan banyak daun, lalu yang terakhir daun yang paling besar untuk menutupi kepala sampai punggungnya.

Setelah badannya penuh daun, ia merayap pelan-pelan melewati bagian berukuran sedang di paling bawah........... dan berhasil!
“Shinx! Shinx!”
Aku mengangguk, boleh juga idenya. Aku mengambil banyak daun, melapisinya di atas punggungku, menempelkan beberapa daun di jaring yang aku lewati lalu....

“Oke, GULP! Ak..Aku siap!” gumamku lalu merayap pelan pelan...pelan pelan.. pelanpe...

KREK!!

Masih setengah jalan aku langsung terdiam
Shinx juga ikut terdiam dan mulai mencium-cium udara dengan wajah serius.

“S..Shinx??!! Ad..ada..Ar..Ar.Ar..Aria...Ariados y..ya??” tanyaku gemetaran.
Shinx segera menggeleng dengan wajah lega tapi aku tetap saja...
Terdiam...
lalu aku menggerakan kakiku untuk merayap lagi...
Sejauh ini...

Kretak!!

“Ter...hujiahhuiahsa!! Shi..Shinx.. minggir...” aku kembali ketakutan
Sangat ketakutan

“Satu....dua......ti.....”

“GYAAAAAH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

Maka aku langsung berteriak kencang dan merayap keluar dari jaring Ariados menyyebalkan itu.
“LIGHTNING SPEED TO LAKE VERITY!!!”

Aku langsung berlari dengan kecepatan penuh sambil menutup mata, untuk informasi yang haruskalian ketahui dulu aku pernah dikejar seekor ariados sampai aku terpaksa memanjat pohon dan menangis minta tolong. Tiba – tiba Pokemon menyeramkan itu muncul dari belakangku. Lalu aku jatuh dari pohon dan langsung berlari ke rumah tetanggaku.

Sambil memikirkan kenangan burukitu ternyata Shinx berseru keras sambil tertawa dan menunjuk kearah lain

Spontan aku berhenti, lalu ikut tertawa keras , “BWAHAHAHAHAHAHA!!!!”

“Shinx, kenapa tak bilang kalau aku salah jalan?” kataku sambil tertawa
“Shinxzaa~” kataya sambil mengedipkan matanya.
“Shinx..shinx! Kalau aku tersesat gimana nanti ? Kau ini iseng juga.”
Kamipun tertawa lagi

 SHIKA SHIKA, KRESTAK

Aku dan Shinx terdiam. Wajah Shinx membiru lalu menatapku dengan wajah yang ketakutan.
“Um? Apakah ada Ariados?” tanyaku dengan nada gembira, pasti Shinx sedang bercanda lagi.

SHIKASHIKSHIKA...... tuk

Perlahan-lahan aku menolehkan kepalaku ke belakang dan melihat kaki Ardiados dari balik bayangan pohon. Lalu aku kembali meandang ke depan dan menyadari bahwa Shinx sudah berlari jauh.
“WWE..WE.TU..TUNGGU!! SHINXX!!!”


Maka aku ikut berlari mengikuti Shinx, kali ini kearah yang benar.

Berlanjut ke Part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar