Dieldul’s Adventure Journal
Chapter IV part 3
Misi Berhasil
Chapter IV part 3
Misi Berhasil
“A..apa itu?!”
Aku mengangkat pandanganku keatas dan melihat sosok bayangan
bening dan bersinar melayang diatas danau dan melihat aku dan Shinx.
“Um, halo? Ada yang membuatmu terganggu?” saat aku bertanya
kepada wujud aneh itu, ia sudah menghilang dan masuk ke tengah-tengah danau....
Beberapa saat, kami terdiam lalu suaraku memecah keheningan
, “Uukay...apakah ia marah denganku yang ingin membersikhan luka di danau?”. Jadi
daripada memasukkan kaki ke air, aku mengambil air dengan tanganku lalu segera
membersihkan lukaku dan dan mengoleskan cairan dari berry yang Shinx berikan
dan menutupinya dengan rumput.
“Baiklah masalah selesai, Pokeball ayo!” aku melemparkan
Pokeball ke Staraptor dan menunggu Pokeball itu sampai berhenti bergerak dan
mengambilnya dari tanah ( posisiku juga sedang merangkak).
“DIELDUL!!” seru seseorang dari hutan. Itu suara asisten
professor yang mengejarku, ketiga anak itu juga ikut mengikutinya.
“Lho, kukira pak asisten dan anak-anak lainnya menunggu disana,”gumamku tapi dengan nada keras.
“Eh, Dieldul bilang apa?” tanya asisten professor.
“Kakiku sakit,” jawabku cuek.
“Lho, kukira pak asisten dan anak-anak lainnya menunggu disana,”gumamku tapi dengan nada keras.
“Eh, Dieldul bilang apa?” tanya asisten professor.
“Kakiku sakit,” jawabku cuek.
Asisten itu menyadari bahwa aku sedang memegang Pokeball
yang ia berikan.
“AAH! Kamu sudah menangkapnya ya?! Hebat! Hebat! Kukira anak
bernama aneh sepertimu tidak bisa meangkap poke....”
“Maaf, Pak. Tapi aku tersinggung dan anda sendiri juga tidak pantas menyebutku begitu karena Bapak sendiri yang meminta tolong,” potongku ketus menyadari bahwa si asisten professor itu mengatai namaku.
“Ups, maaf. Ya sudah, ayo kita kembali ke lab!”
“Maaf, Pak. Tapi aku tersinggung dan anda sendiri juga tidak pantas menyebutku begitu karena Bapak sendiri yang meminta tolong,” potongku ketus menyadari bahwa si asisten professor itu mengatai namaku.
“Ups, maaf. Ya sudah, ayo kita kembali ke lab!”
Aku mencoba berdiri dan berjalan mengikuti mereka kembali ke
lab, menahan rasa perih di kaki yang sudah lebih baik daripada yang tadi. Shinx
mendongakkan kepalanya dan memekik kecil, seperti menyanyakan keadaanku. Aku
tersenyum dan berjongkok untuk mengelus kepalanya, “Tenang, sudah lebih baik
kok .”
“Kenapa , Dul?” sahut Sando dengan nada cuek.
Aku membiarkan Shinx naik ke bahuku, mengambil sepatu dan
kaos kaki lalu berdiri dan menjawab pertanyaan Sando dengan nada cuek, “
Nothing ”, lagu pergi melewatinya dan mengikuti asisten professor kembali ke
lab.
>.<>.<-:DD->.<>.<
Sesampainya di Sandgem,
Aku berjalan dengan agak pincang mengingat kakiku saja hanya
terbalut rumput. Hebatnya, mereka tidak menyadari hal itu, tepuk tangan
semuanya. Keluar dari hutan, sosok kakek tua berambut putih dan berkumis
berdiri di depan lab sambl membawa koper kerja di tangan kanannya.
Ia terdiam
Lalu koper itu terjatuh dan terbuka, tetapi kakek tua itu
terdiam dengan tatapan standar
“PAK HILBURR !!!! KEMARILAH KAU !”
Dan Starly dan Staravia berterbangan kabur dari tempat ini
Asisten yang bernama Hilbur itu menelan ludah lalu segera
menghadap kearah Bapak tersebut. Aku tersenyum, Professor Rowan sudah kembali
ke Sandgem.
"Umm, eh, aah, si..silahkan masuk dulu anak - anak..."ajak Pak Hilbur dengan gugup.
Berarti setelah Pak Hilbur menyelesaikan masalahnya dengan
professor masalah selanjutnya dimulai, Pokemon Starter kami belum ditentukan
dengan resmi.
End of Chapter IV