Chapter I
Pagi Hari di Twinleaf
(Oke, kira-kira begini tampilannya)
Pagi yang cerah di sebuah kota kecil, atau lebih tepatnya
kita sebut desa?Nama dari kota mungil yang mungkin hanya berpenduduk sekitar 27
orang itu adalah Twinleaf, tempat tinggalku. Hembusan angin musim semi yang
segar di bulan Mei membawa beberapa kelopak bunga Sakura dari luar rumah masuk
ke kamar yang ikut dimasuki seekor Pokemon berbentuk hampir mirip dengan
kelopak-kelopak bunga yang masuk.
Hengh? Aneh sekali hidungku. Kok gatal? Sebenarnya aku sudah
bangun dari tadi tapi aku malas bangun karena lupa hari ini hari apa dan karena
memang aku TAK TAHU hari ini hari apa.
Semakin lama, hidungku semakin gatal saja
“Ugh, aku flu musim semi atau apa?”gerutuku sambil membuka
mata sedikit
Dan kaget
“Cherrrrim!! Mph!”pekik seekor Pokemon berbentuk kelopak
bunga Cherri dengan raut wajah yang menggerutu
“ETDAHBOTCYAH!!!” Etdah!! Kaget! Aku teriak sambil ngelempar selimutku (dan
menimpa Pokemon itu) lalu langsung berdiri ditempat tidur mengambil pukulan
Softball yang biasa kugunakan kalau ada pertandingan Softball (ya iyalah).
“CHERRIM!!CHERIM!!” Pokemon itu langsung berteriak berusaha
keluar dari selimut dan mengeluarkan bau manis, Sweet Scent, yang dengan segera
menyadarkanku dari posisi siap menyerang,”Eh?? Springta??Se,selamat pagi..
hehe”
Ternyata itu Cherrim yang tinggal di rumahku dan menggosok
hidungku saat aku setengah tidur.Cherrim menabrak wajahku dan berceramah dengan
bahasa yang sedikit kumengerti. Dari raut wajahnya yang kutangkap hanya ini :
bangun telat, hampir menampar Cherrim, berteriak di depan wajah, menimpa dengan
selimut. Eh, itu semuanya ya? Maklum, aku sudah tinggal bersamanya selama 11
tahun.
“Iya, Springta. Aku minta maaf. Aku akan membereskan kamarku
dulu oke?” kataku memohon dengan tulus, ya aku memang ga suka kalau berantem
apalagi dimarahi.
Springta berhenti mengoceh lalu tersenyum manis. Aku
mengelus kepalanya dan bergegas
merapihkan tempat tidurku serta mandi kilat
tapi lengkap (hemat air). Aku memakai kaos lengan panjang bewarna hitam yang ku double dengan hoodie tanpa lengan bermotif kotak-kotak turquoise campur teal dan hijau, warna
kesukaanku. Lalu kusadari bahwa jendelaku sudah terbuka itu berarti jam sudah
lebih dari pukul 8.....Ohno
“DIEL!!CEPAT KEBAWAH!!” teriak ibuku dari lantai bawah.
“Iya, bu” jawabku dan langsung kabur kebawah. Sepintas terlihat sebelum menutup
pintu kamar, Springta menggelengkan kepalanya lalu keluar melewati jendela
kamar.
>.<>.<-:DD->.<>.<
Namaku Phione Diel Ammond, umurku 11 tahun, Aku tinggal di
Twinleaf seperti yang sudah kujelaskan diatas. Ibuku adalah seorang top
kordinator urutan ke-60 Pokemon bernama Clementina Phione Ammond sedangkan
ayahku adalah seorang pelaut bernama Arpedo Ammond, sudah sekitar 7 tahun sejak
berita badai misterius yang melanda Johto.
Hari ini aku terlambat bangun padahal aku merasa ada hal
yang sangat penting
Back to the story!
“Ibu,selamat pagi!”
“Selamat pagi anakku!” ibuku menjawabnya dengan senyum lebar
sambil mengaduk panci berisi miso. “Tebak apa yang ibu dapat dari teman lama
ibu!”
“Hah? Kumis atau laki-laki?” tanyaku bingung.
“Yee,Diel. 2-2nya betul, sayang”
“Oum....,apa ya?”
“Diel...Diel! Ada surat dari Albertora Rowan” kata ibuku menyerah
“Hah? Kumis atau laki-laki?” tanyaku bingung.
“Yee,Diel. 2-2nya betul, sayang”
“Oum....,apa ya?”
“Diel...Diel! Ada surat dari Albertora Rowan” kata ibuku menyerah
Hehe, jebakan Trapinch. Diel 1-0 XDD
Aku mengambil surat itu, tertulis di amplop surat
Kepada Phione Diel
Ammond
Blok A3 no 13,
Twinleaf, Sinnoh
Aku manggut-manggut, ibuku tampak tidak sabaran. Iya juga
sih, jarang Professor Rowan yang tak lain adalah professor Sinnoh sekaligus
teman kuliahnya ibuku, mengirim surat, apalagi tujuannya kepadaku! Karena
penasaran dan kelihatannya ibuku bersiap mengirisku jika aku masih terus
manggut-manggut tak jelas, akhirnya aku membuka amplop tersebut.
Kepada
Phione Diel Ammond,
di tempat
Phione Diel Ammond,
di tempat
Salam Trainer,
Kepada
calon trainer Pokemon pembangkit Sinnoh, kami sebagai National Pokemon Searcher
yang mencari pelajar-pelajar Trainer School berbakat untuk mendapat Pokemon
pertama mereka secara resmi dari Laboratorium National, menjadikan Saudara
sebagai trainer yang berhak mendapat starter Pokemon secara resmi. Kami tunggu
kehadiran Saudara pada:
Hari,tanggal
: Rabu, 18 Mei 2011
Tempat : Laboratorium Nasional,Sandgem
Pukul : 08.45 – 10.00
Tempat : Laboratorium Nasional,Sandgem
Pukul : 08.45 – 10.00
Kepada
yang bersangkutan, kami tunggu kehadirannya dan harap agar tidak melebihi
jadwal.
Salam
Trainer,
Prof.
Alberto Rowan
Aku terdiam sejenak setelah membaca surat tersebut
“Bagaimana?” tanya ibuku dengan seringai lucu yang menjadi ‘signature emotion’-nya.
“.........Syok......”
“Bagaimana?” tanya ibuku dengan seringai lucu yang menjadi ‘signature emotion’-nya.
“.........Syok......”
“CIHUUUIII!!!KAREEE~~~~!!!” teriakku sembari mengangkat kedua
tanganku dan surat pemberitahuan itu keatas, hampir saja menamar ibuku yang
berdiri dibelakang dengan super keras. “IBU!! Berarti aku akan menjadi trainer
dong!” mataku berbinar-binar.
“Yeah Diel sayang, turunkan tanganmu yang hampir menamparku dulu”
“Ouh? Eh, hehehe. Maaf,”
“Pilihan Pokemonnya ada 3, dari tipe rumput Turtwig, dari tipe api Chimcar, dari tipe air Piplup,” jelas ibuku.
“Ouh? Eh, hehehe. Maaf,”
“Pilihan Pokemonnya ada 3, dari tipe rumput Turtwig, dari tipe api Chimcar, dari tipe air Piplup,” jelas ibuku.
........,ya.....
“Kenapa Diel?”
“Hah, ku..kukira akan ada Shinx....”
Ibuku terdiam sebentar, “Diel....., ibu tau...”
“Tau apa bu?” aku bertanya sambil melihat wajah ibu disamping pundakku, wajahnya agak bimbang saat aku bilang Shinx. Seperti kehilangan sesuatu....
“Ibu tau.... pasti, pasti ada seekor Shinx yang menunggumu diluar sana. Menunggumu... untuk menjemputnya dan menjadikannya partner pertama,”
“Kuharap begitu...”
“Berdoa saja kepada Tuhan di hari spesial ini, Sayang.” Kata ibuku menyemangati dan mengacak-acak rambutku yang kuikat pony di bawah.
“Siiiip, pokok’e semangat sajo nrimo yang ada!”
“Betol sekaleee~~”
“Hah, ku..kukira akan ada Shinx....”
Ibuku terdiam sebentar, “Diel....., ibu tau...”
“Tau apa bu?” aku bertanya sambil melihat wajah ibu disamping pundakku, wajahnya agak bimbang saat aku bilang Shinx. Seperti kehilangan sesuatu....
“Ibu tau.... pasti, pasti ada seekor Shinx yang menunggumu diluar sana. Menunggumu... untuk menjemputnya dan menjadikannya partner pertama,”
“Kuharap begitu...”
“Berdoa saja kepada Tuhan di hari spesial ini, Sayang.” Kata ibuku menyemangati dan mengacak-acak rambutku yang kuikat pony di bawah.
“Siiiip, pokok’e semangat sajo nrimo yang ada!”
“Betol sekaleee~~”
Aku dan ibupun ber Highfive ria sambil memamerkan senyum lebar
tradisional kami.
Tiba-tiba, jatuh secarik kertas dari surat yang kupegang. Aku
memungutnya dan membacanya,
Kepada
temanku Clementina Phione
Harap segera
memperbolehkan anakmu mengambil starter.
Ada
kesalahan dalam penetapan tanggal dan sudah tdak bisa diubah lagi
Diel akan
berlomba dengan 3 anak Junior yang diberikan surat ini untuk memilih Pokemon.
Aku punya
harapan besar dalam Diel karena ia memiliki potensi besar sepertimu.
PS: Surat
ini dihitung surat pribadii, jangan pernah bergosip tentang hal ini ke tukang
sayur maupun ke anak-anak buahku, surat ini benar-benar mendadak dan baru
kumasukkan pada hari utama. Lengketnya kulem dengan air permen.
“Wait, air permen???” aku mencium sisi kertas yang agak basah.
“HOOOEEEKKK!!!!” baunya manis seperti permen mint coklat TAPI bercampur dengan
bau obat batuk yang pahit yaiks.
“Sip, peralatannya
sudah kusiapkan dari seminggu yang lalu kok, bu!”
“Lah? Kok kamu tau?”
“Hah, akukan penuh persiapan, huehehehe.”
Tapi langsung saja aku naik ke lantai atas dan mengecek
persiapanku.
Catatan
Yang Harus Kubawa
Dalam Petualangan Nanti
Aku mencoret satu kata menjadi seperti ini
Catatan
Yang Harus Kubawa
Dalam Petualangan Nanti Sekarang
“Huehehehe, isengnya aku~~”
2 Baju ganti (kaos dengan hood)
2 Celana training
Kaos kuning dengan celana pendek selutut
Tenda
Sleeping bed
P3K
Peralatan sikat gigi dan handuk
Makanan tambahan dan makanan Pokemon
Uang tabungan 3000 Pokedollar
Panci kecil dan korek api
2 Celana training
Kaos kuning dengan celana pendek selutut
Tenda
Sleeping bed
P3K
Peralatan sikat gigi dan handuk
Makanan tambahan dan makanan Pokemon
Uang tabungan 3000 Pokedollar
Panci kecil dan korek api
Semua sudah kucek dan kutata rapi (dalam pandanganku) di
dalam tas. Lalu aku menyadari sesuatu, sebuah kotak kato dengan kertas kadonya
bermotif kotak-kotak hijau.
Selamat Ulang Tahun
Diel
Selamat berpetualang
dan berkreasi di dunia luar bersama Pokemonmu
Dari ibu
“Terimakasih.”, gumamku sembari membuka kado. Sebuah sabuk
dengan kantong disampingnya berwarna coklat muda, aku memakainya di pinganggku.
“Cherrim!!”seru Springta yang tiba-tiba muncul disampingku. “Ne? Ada apa
Springta?” tanyaku. “Cher,cherrima” katanya.
“Hah? Urusi diriku baik-baik? Tentu saja! Aku tak mau mati
kelaparan!”
“Nyenyenye, Cherrichrim!
“Hah? Maksudmu bukan itu?”
“Naah, Cherrim...Cherrima!”
“Jangan sampai aku pulang membawa......perut buncit banyak makan???”
“Nyenyenye, Cherrichrim!
“Hah? Maksudmu bukan itu?”
“Naah, Cherrim...Cherrima!”
“Jangan sampai aku pulang membawa......perut buncit banyak makan???”
..............
“KUPUKUL KAU DENGAN TONGKAT BASEBALL CHERRIM!!!!!!!”
“Chihihihi! Cherriiiim :DDD!!”
“Chihihihi! Cherriiiim :DDD!!”
>.<>.<-:DD->.<>.<
Di halaman rumah~~
“Sudah siap semuanya?”
“Sudah dong, bu!”
“Ingat, harus hati-hati dalam perjalanan. Ibu dengar, Sinnoh sedang mengawasi keberadaan tim penjahat”
“Hah?Darimana ibu tahu?”
“Makanya, kalau ibu beli sayur ke tukang sayur keliling ikutan dong! Ibu RT update orangnya”
“Yeeh, ibu. Pantesan kalau pergi belanja pulangnya lama.”
“Hush! Kamu mau pergi kok ngegosip sih?”
“Hah? Aku?”
“Hehehe, bercanda sayang. Ayo, kita harus segera pergi. Jangan mau keduluan dengan trainer lainnya!”
“Sudah dong, bu!”
“Ingat, harus hati-hati dalam perjalanan. Ibu dengar, Sinnoh sedang mengawasi keberadaan tim penjahat”
“Hah?Darimana ibu tahu?”
“Makanya, kalau ibu beli sayur ke tukang sayur keliling ikutan dong! Ibu RT update orangnya”
“Yeeh, ibu. Pantesan kalau pergi belanja pulangnya lama.”
“Hush! Kamu mau pergi kok ngegosip sih?”
“Hah? Aku?”
“Hehehe, bercanda sayang. Ayo, kita harus segera pergi. Jangan mau keduluan dengan trainer lainnya!”
“YOSH!!!!”
Aku mengambil skuterku dari gudang lalu menaikinya, “Ibu aku
berangkat!!!”
“Sampai jumpa!!” serunya sambil melambaikan tangan, “Jangan
habiskan uangmu untuk makan ya!!!!”
GUBRAK!!!!
“Oke!!!” seruku sambil tersenyum lebar. Rasanya memang aneh,
dikatain kok malah ketawa tapi karena itu memang fakta kalau aku punya julukan,
The Hyper Eating. Si Tukang Makan Hyper.
“Semoga saja,
Diel....bisa membawa nama keluarganya yang telah lama terpendam agar bersinar
lagi, meneruskan ayahnya,”gumam ibuku.
Lagu Fanfare of Heart kunyanyikan sambil terus melaju dengan
skuterku.
Who in the world said
That being strong means not crying?
Cry to your heart's content and then! Hey, hold your head up
Say good-bye to the yesterday
When you'd run away whenever you got hurt.
The wind is still strong.
Winning and losing are the only things I don't know about
When it comes to finding out about strength
If you do your best
And you're upset, take a deep breath
And go forth on the path you believe in!!
Let it ring! Let it ring! The fanfare of your heart
Let it echo, let it carry out! Now, in a loud voice
Losing isn't the end
Things will surely, without fail, start again
In the center of your heart
That being strong means not crying?
Cry to your heart's content and then! Hey, hold your head up
Say good-bye to the yesterday
When you'd run away whenever you got hurt.
The wind is still strong.
Winning and losing are the only things I don't know about
When it comes to finding out about strength
If you do your best
And you're upset, take a deep breath
And go forth on the path you believe in!!
Let it ring! Let it ring! The fanfare of your heart
Let it echo, let it carry out! Now, in a loud voice
Losing isn't the end
Things will surely, without fail, start again
In the center of your heart
Jalan demi jalan kulalui, sambil melihat denah letak
Pokemon Laboratorium. Aku bertekad agar bisa menggapai cita-citaku untuk hidup
bersama Pokemon, berkenalan dengan seluruh trainer dari dunia, membanggakan
keluarga, keliling dunia.....
Ya, aku menemukan tujuanku, impianku.
End of Chapter I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar